Sebuah sekolah dengan konsep pembelajaran yang jauh berbeda dengan sekolah-sekolah konvensional yang ada selama ini. Sekolah yang mendekati anak melalui dunianya, dimana anak belajar tanpa ada tekanan dan paksaaan. Melainkan membuat anak-anak merasa bahwa “sekolah itu asik, sekolah itu adalah rumah keduaku”. Mungkin dulu ketika SD, tidak jarang dari kita yang mengalami pengalaman seperti seseorang teman SD yang kencing dicelana karena takut untuk minta izin keluar ketika gurunya sedang mengajar, atau kisah serupa lainnya. “Semua itu menunjukkan sistem pendidikan Indonesia yang terlalu monoton”, ungkap Sulthon ketika diwawancarai di laboratorium Parahita miliknya.
Berawal dari pertemanan dengan pendiri Partai Amanat Nasional disekitar tahun 1990, Amien Rais dan keluargalah yang mengawali bagaimana proses sehingga sekolah SAIMS bisa berdiri. Sulthon terinspirasi ketika mengetahui bahwa istri dari Amien Rais memiliki sekolah TK.Budi Mulya di Jogya yang terkenal dan memiliki banyak anak didik. Timbul keinginan didalam hatinya Sulthon untuk mendirikan sekolah juga, tapi sekolah yang ingin didirikannya bukanlah sekolah yang pada umumnya ada ketika itu. Cukup lama keinginannya ini terpendam, karena ia tidak mau terlalu tergesa-gesa dalam mewujudkan keinginannya yang satu ini, sebelum memiliki konsep yang matang.
Dalam proses menuju saat dimana sekolah yang ingin didirikannya itu berdiri, berbagai upaya Beliau tempuh demi mendapatkan konsep sekolah yang bisa menjawab satu pertanyaan yang pernah didapatkan dari istrinya sendiri, yaitu “adakah sekolah yang bisa menjadi rumah kedua bagi anak?”. Melalui diskusi-diskusi dengan kolega-koleganya diantaranya adalah Suyoto(Bupati Bojenegoro saat ini), Bu Lia (Pengajar di Al-Azhar), Mas Mirda, dan IBu Hasim Radja. Muncullah ide untuk mendirikan sekolah yang bernuansa alam, namun konsep secara rincinya belum sepenuhnya jadi ketika itu. Kemudian Sulthon tidak berhenti disitu, akhirnya ia juga menyampaikan keinginan mulianya itu kepada Prof.Muklassarani (Dosen Unessa) yang merupakan temannya di ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia). Tanggapan yang luar biasa diberikan oleh Muklas, sapaan akrab Prof.Muklas menjadi masukkan yang sangat berharga bagi Sulthon.
Akhirnya, konsep sekolah sudah matang dan pada tahun 2000 berdirilah Sekolah Alam Insan Mulia yang menempati tanah seluas 1,5 Ha di Jl .Medokan Semampir 99-101 Surabaya. Mengklaim sebagai sekolah pertama di Indonesia yang mendekati semua pelajaran dengan menggunakan pendekatan alamiah (alam sebagai sarana). Saat ini SAIMS telah memiliki jenjang pendidikan mulai play group hingga sekolah menengah keatas dengan jumlah anak didik yang tidak kurang dari 400 org.
“Awalnya, hambatan yang cukup menghabiskan energi adalah menyamakan persepsi walimurid tentang konsep pembelajaran yang diterapkan oleh SAIMS", ungkap Sulthon ketika ditanya terkait hambatan yang dihadapi olehnya. Orang tua murid khawatir karena ketika anaknya ditanya terkait pelajaran apa yang didapatkan disekolah, kebanyakan sang anak menjawab “tadi disekolah main-main aja”, tambah Sulthon sembari tertawa kecil dan mengambil segelas air putih yang ada dihadapannya. Namun semua kekhawatiran orangtua itu tidak lama, karena berbagai prestasi telah diraih oleh anak didik SAIMS dan uniknya prestasi itu tidak hanya didalam bidang keilmuan, tapi juga dibidang-bidang lainnya juga seperti kesenian, olahraga, masak, dll.
Sulthon berharap dari SAIMS akan lahir insan-insan yang berani, siap jadi pemimpin, dan memilki jiwa entrepreneur. “Seseorang yang punya jiwa entrepreneur itu lebih kreatif dan inovatif, dibanding yang lain” tukas Sulthon penuh semangat.
Ketika ditanya motivasi apa yang paling berarti dalam perjalanan hidupnya selama ini, Beliau menjawab “Nyonyalah (panggilan sayang kepada istrinya) yang menjadi inspirasiku”. Suamiku itu punya potensi, maka aku harus mendorongya, ” kalimat singkat inilah yang diucapkan oleh istriku” ujar Sulthon sambil membenarkan posisi duduknya.
Diakhir wawancara, beliau menyampaikan “Sukses itu bila bermanfaat untuk orang lain, maka untuk memaknai kehidupan ini adalah sejauh mana kita bermanfaat untuk orang lain”
____****____
Assalam,,
BalasHapusAlhamdulillah masih ada manusia yang peduli tentang pola pendidikan anak. Semoga menjadi salah satu terbaik untuk menciptakan generasi emas.
Menurut saya sudah bagus boy,,cuman kalo aku yang nulis,,aku perkenalkan profil sekolah tersebut d awal paragraf,,terutama lokasinya.
Tapi kembali lagi,,kreatifitas tanpa batas,,hahha.
Waalaikumsalam
BalasHapusTerima Kasih atas komentarnya saudaraku
alamat sekolahnya di mana mas? kok googling gk ketemu yah...
BalasHapus@fahmi : itu kan di artikelnya ada mi, ney alamatnya
BalasHapusJl .Medokan Semampir 99-101 Surabaya,,, dekat kok dengan ITS
Ass, apakah di SAIMS menerima anak berkebutuhan khusus ( autis, ADHD )?
BalasHapus@Yulia.. silahkan langsung ditanyakan saja mbak...
BalasHapus