Budidaya Jamur Tiram









Budidaya jamur tiram merupakan salah satu jenis usaha yang cukup menjanjikan dan memiliki prospek yang baik. Jamur merupakan salah satu produk pangan subtitusi daging yang memiliki kelezatan dan gizi yang tidak kalah dengan daging dengan nilai yang lebih ekonomis. Cara pengolahannya pun sangat bervariatif, jamur dapat digunakan sebagai lauk dan cemilan misalnya keripik jamur.

Dari segi bisnisnya pun, budidaya jamur ini tidak membutuhkan modal yang besar. Selain itu, bisnis ini juga tidak menyita waktu terlalu banyak. Perawatan jamur ini juga terbilang tidak terlalu sulit.


Bagi pemula, usaha pengembang biakan jamur tiram dapat dilakukan di lahan rumah guna menekan modal usaha. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lahan adalah kebersihan lokasi yang terjamin dan ini merupakan syarat mutlak dalam pemilihan lokasi budidaya jamur tiram. Oleh karena itu, lokasinya tidak boleh terlalu dekat dengan kandang hewan atau tempat pembakaran sampah. Selama kebersihannya terjamin, ukuran ruang/tempat budi daya tidak menjadi masalah.

Apabila lokasi sudah memenuhi syarat, anda dapat memulai membangun rumah jamur/rumah kumbung dengan menggunakan tiang, kaso dan bambu atau kayu yg telah diawetkan. Sebagai ilustrasi untuk membudidayakan jamur tiram sebanyak 1.500 baglog (media tanam jamur) diperlukan bangunan berukuran 6m x 4m x 4m. Yang perlu diperhatikan dalam pembangunan rumah jamur tersebut adalah kelembapan udara. Pengaturan kelembapan udara dapat dilakukan dengan pengaturan sirkulasi udara dan penggunaan pasir/tanah sebagai alasnya guna menjaga kelembapan udara. Untuk sirkulasi udara sebaiknya diberi kasa agar binatang seperti burung dan serangga tidak dapat masuk.

Setelah rumah jamur tersedia, berikutnya adalah menyediakan rak untuk tempat meletakkan baglog (media tanam). Tujuannya adalah supaya susunan baglog tertata rapi sehingga memudahkan pekerja dalam melakukan pemeliharaan dan pemanenan. Rak dapat dibuat dari kayu atau bambu, untuk satu unit rak idealnya terdiri dari 5 tingkat dengan ukuran 300cm x 40cm x 40cm untuk setiap tingkatnya. Ukuran tersebut dapat menampung lebih kurang 60 baglog. Sehingga pada 1 unit rak tersebut dapat tertampung lebih kurang 300 baglog. Untuk lapis yang paling bawah sebaiknya dibuat 20cm/30cm dari tanah sehingga mendapatkan udara yang cukup.

Setelah semuanya tersedia, yang perlu anda lakukan selanjutnya adalah menyediakan baglog dan bibit. Proses pembuatan baglog dan bibit cukup rumit dan membutuhkan keahlian dan peralatan khusus. Bagi pemula, kami menyarankan membeli baglog yang sudah diberi bibit, sehingga anda dapat berkonsentrasi penuh pada pemeliharaan terlebih dahulu dan mengetest ruangan rumah jamur anda. Kemudian baru anda dapat mencoba memproduksi baglog dan melakukan pembibitan. Harga baglog beserta bibitnya lebih kurang sekitar Rp. 2.000.



Dalam perawatannya, anda hanya perlu memperhatikan kelembapan udara dan oksigen. Hal ini dapat dicapai dengan menyirami lantai ruangan pemeliharaan dengan air bersih pada pagi dan sore hari. Apabila kelembapan terjaga dengan baik, maka setiap baglog nya dapat dipanen setiap 3/4 hari sekali sampai dengan 6 bulan. Jamur yang layak dipanen adalah yang berukuran cukup besar dan bertepi runcing tetapi belum mekar penuh / pecah. Pemanenan dapat menggunakan cutter atau dengan cara mencabutnya. Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian bagian tubuh buahnya dipisahkan dari pangkalnya, kemudian jamur dapat disortir dan dipacking sebelum siap untuk dijual.

Berikut analisa usaha jamur tiram:

Investasi

Kumbung kapasitas 7.500 baglog = Rp. 10.000.000

Sewa Lahan 5 tahun = Rp. 10.000.000

Sprayer = Rp. 40.000

Termometer = Rp. 50.000

Barometer = Rp. 150.000

Total Investasi = Rp. 20.240.000

Biaya Operasional per 6 bulan (siklus tanam)

Baglog 7.500 x Rp 2.000 = Rp. 15.000.000

Tenaga Kerja = Rp. 750.000

Penyusutan (5 tahun) = Rp. 2.024.000

Lain-lain = Rp. 1.000.000

Total Biaya operasional = Rp. 18.774.000



Penerimaan

Persentase keberhasilan baglog = 80%

Jumlah baglog yg berproduksi = 7.500 x 80% = 6.000 baglog

Rata-rata produksi per baglog = 800 gr

Jumlah jamur yg dihasilkan = 6.000 x 800 gr = 4.800.000 gr

Harga jual jamur = Rp. 9.000 / kg

Pendapatan = Rp. 9.000 / kg x 4.800 kg = Rp. 43.200.000

Laba/Keuntungan (6 bln)= Rp. 43.200.000 – Rp. 18.774.000 = Rp. 24.426.500

Laba/Keuntungan (5 tahun / masa sewa) = Rp. 24.426.500 x 10 = Rp. 244.265.000

Demikian perhitungan analisa usaha dari infooke.com.

Salam sukses! 


Artikel Terkait:

Posting Komentar

0 Comment:

Posting Komentar