Mari Memaknai Idul Adha


Teman,
Kurang dari 2 hari lagi kita akan merayakan hari raya Idul Adha (atau orang melayu lebih suka menyebutnya dengan hari raye kurban), mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing...

  • Hari raya Idul Adha keberapakah ini yang dapat kita rasakan?
  • Nilai apa saja yang mampu kita ambil selama ini?
    simple saja dua pertanyaan itu, tapi jelasnya pertanyaan itu syarat akan makna... banyak diantara kita yang hanya merasa hari raya merupakan ritual tahunan biasa... apakah memang begitu? ...

    sebelum berbicara tentang semua itu mari kita simak artikel dibawah ini :

    Bulan ini merupakan bulan bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.
    Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam.
    Pada hari itu, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail.
    Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. Legenda mengharukan ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.
    Kisah tersebut merupakan potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan. Model ketakwaan Nabi Ibrahim ini patut untuk kita teladani.
    .........
    dari artikel tersebut jelaslah banyak sekali hikmah, pelajaran, manfaat yang dapat kita ambil sebagai pembelajaran guna menata kembali hidup yang jauh lebih bermanfaat lagi untuk kedepan.

    Semoga kita selalu diberkahi olehNYa, semoga hari raya Idul Adha ini merupakan hari raya yang membuat kita semakin tambah taat kepaNYA.. Amin








    Artikel Terkait:

    1 komentar:

    1. Semoga kita selalu diberkahi olehNYa, semoga hari raya Idul Adha ini merupakan hari raya yang membuat kita semakin tambah taat kepaNYA.. Amin ... amiin yaaa robbal 'alamin ... :)

      BalasHapus