Gelar Bukanlah Tiket Menuju Dunia Kerja

Sejak masa krisis moneter, memang makin sulit mendapatkan pekerjaan, mengapa? Ada banyak sebab. Pertama, jumlah peluang kerja yang ada tak berimbang dengan jumlah pencari kerja. Kedua, kualitas lulusan sekarang ini baru siap tahu dan belum siap pakai atau lebih tepat siap kerja. Ketiga, paradigma telah bergeser. Rekrutmen tidak lagi atas dasar IQ tetapi juga EQ. Faktor kepribadian ikut menjadi pertimbangan.

Perlu diketahui, bahwa gelar tidak lagi menjamin untuk mendapatkan pekerjaan. Ya, gelar bukanlah tiket menuju dunia kerja. Harus memiliki NILAI PLUS sebagai syarat untuk memenangkan peluang kerja. Nilai plus dapat berupa:





Pertama, penampilan yang meyakinkan, penuh percaya diri, mampu mengundang simpati. Dengan kata lain mampu menunjukkan kepribadian yang kuat. 

Kedua, memiliki kecakapan khusus seperti penguasaan bahasa asing dan juga komputer atau kecakapan lain yang menunjang atau memenuhi kebutuhan/tuntutan pasar kerja.
 Ketiga, pengalaman dalam organisasi atau dunia kerja. 
Keempat,pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pencari kerja harus siap di segala sektor. Harus bersedia dan mampu ditempatkan di bagian apa saja. Siap ke luar daerah atau luar pulau bahkan luar negeri karena biasanya pencari kerja berjubel di kota-kota besar yang sudah padat dan sarat dengan penganggur. Sebagai strategi atau kiat menerobos dunia kerja, kita harus jeli mengantisipasi lowongan. Mengukur kemampuan, tidak menuntut gaji terlalu tinggi, bersedia di tempatkan di mana saja. Persyaratan lamaran kerja terpenuhi.

Mengenai lamaran kerja yang tak berbalas atau tanpa berita, memang bukanlah hal yang mengherankan. Sekarang ini banyak perusahaan yang melaksanakan penghematan di segala bidang termasuk tidak mau repot membuang perangko untuk membalas surat-surat lamaran yang ratusan jumlahnya. Tetapi surat lamaran yang menarik pasti mendapat perhatian dan tak akan dibuang. Karena itu, surat lamaran perlu dibuat sedemikian rupa sehingga punya daya tarik pada pandangan pertama. Kesan pertama sangat menentukan. Baik surat maupun penampilan dan sikap pada waktu wawancara.

Surat harus singkat, rapi, sistematis, sesuai sasaran. Curriculum vitae juga berperan, mampu berfungsi seperti "iklan"atau punya daya tarik bagi yang membacanya. Sikap ketika wawancara harus tampak MANTAP, meyakinkan, penuh rasa percaya diri. Memberi kesan berwawasan luas, berkepribadian mantap dan mampu berkomunikasi. Tampak penuh antusias!

Menurut saya, saat penantian atau sebelum berhasil mendapatkan pekerjaan, kita perlu mengisi waktu dengan berbagai upaya. Jangan sekali-kali menganggur. Tingkatkan kemampuan dengan mengembangkan wawasan, misalnya mengikuti berbagai pelatihan atau seminar. Bagi yang mampu dan memungkinkan bisa pula studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi yang lain bisa mencoba berwiraswasta karena kita harus siap untuk alih profesi bila perlu.
Last but not least. Jangan lupa ikut sertakan Tuhan pada setiap langkah kita. Mohon agar Tuhan yang mengatur dan menentukan serta menempatkan kita di mana saja yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Semoga berhasil! (Magdalena Sukartono/Bahana) 



Artikel Terkait:

Posting Komentar

0 Comment:

Posting Komentar