Kemuliaan Ummul Mukminin Khadijah Al Kubra r.ah (bag 1)

Kisah Islami " Kemuliaan Ummul Mukminin Khadijah Al Kubra r.a (bag 1) "

Siapakah di antara kita yang mampu memenuhi hak Ummul Mukminin ini atau sebagian kecil saja diantaranya? Tidak ada. Dialah Khadijah yang tumbuh dewasa dengan akhlak yang mulia. Ia memiliki sifat selalu menjaga kehormatan, kemuliaan, dan kesempurnaan sehingga di kalangan wanita-wanita Makkah saat itu popular dengan julukan At Tahirah (wanita yang suci). Ia adalah seorang ibu suci yang mendapatkan gelar harum semerbak di masa noda-noda jahiliyah sedang merajalela dan nilai-nilai kaum wanita dilecehkan. Ia dilahirkan di Ummul Qurra tahun 68 sebelum Hijrah, bertepatan dengan 15 tahun sebelum terjadinya tahun gajah atau bertepatan pula dengan tahun 556 Masehi.
Ibunya adalah Fatimah binti Zaidah bin Asham, seorang wanita Quraisy dari Bani Amir bin Lu`ay. Adapun bapaknya bernama Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza, salah seorang tokoh Quraisy yang meninggal pada masa terjadinya perang Fujjar. Semula Khadijah adalah istri dari Abu Halah bin Zurarah At Tamimi. Ketika suaminya meninggal, ia dinikahi oleh Atiq bin Abid Al Mahzumi, lalu dinikahi oleh yang mulia Rasulullah SAW.
Saat Khadijah membina rumah tangga dengan Rasulullah Muhammad SAW bintangnya mulai terang, keutamaanya semakin jelas, dan ia menjadi pemimpin seluruh wanita Makkah, bahkan melampaui seluruh wanita dunia di manapun. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Cukuplah bagimu dari wanita dunia : Maryam bin Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiyah isteri Fir`aun.”
Khadijah merupakan teladan yang indah bagi kaum wanita Makkah baik dalam hal kedudukan, kemuliaan,maupun harta kekayaan. Ia memiliki perniagaan yang luas dan para pekerja yang terdiri dari orang-orang yang jujur dalam membawa barang dagangannya. Ia memberikan kepada mereka upah yang telah disepakati. Dalam masa itulah Khadijah mulai mengenal seorang pemuda yang terpercaya, Muhammad bin Abdullah, yang nasabnya bertemu dengannya pada Qusay bin Kilab. Untuk hal ini Imam Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani berkomentar tentang pribadi Khadijah “Ia adalah istri Nabi SAW yang paling dekat nasabnya dengan beliau”.
Khadijah dikenal sebagai seorang wanita yang memiliki pandangan tajam dan firasat yang benar. Ia mendengar dan menyaksikan langsung informasi yang harum semerbak tentang Muhammad bin Abdullah dari pagi hingga sore hari. Akhlak Muhammad SAW dan sifat-sifatnya yang indah telah mengharumkan dunia serta memikat daya tarik. Maka Khadijah ingin agar Muhammad bin Abdullah SAW membawa barang dagangannya. Khadijah mengirim seorang pelayannya kepada beliau SAW dengan menitipkan pesan “Sesungguhnya yang mendorongku untuk mengirim pelayan kepadamu adalah karena ada berita yang telah sampai kepadaku tentang kejujuran ucapanmu, besarnya amanatmu dan kemuliaan akhlakmu, maka saya akan memberikan kepadamu upah dua kali lipat dari yang biasa aku berikan kepada orang lain”. Rasulullah SAW menerima tawaran tersebut. Saat Abu Thalib mendengar upah yang demikian itu, ia mengatakan kepada beliau SAW “Ini adalah rezeki yang Allah kirim kepadamu”.
Abu Ja`far Ath Thabari, Ibnu Katsir dan Ibnu Sayidin Nas meriwayatkan dari Ma`mar dari Imam Syihab Az Zuhri, ia berkata “ Tatkala beliau SAW tumbuh dewasa dan mencapai usia baligh, namun tidak memiliki harta yang cukup, Khadijah mengupahnya untuk menjualkan barang dagangannya ke pasar Khubasyah, sebuah pasar di daerah Tihamah. Ada seorang laki-laki Quraisy yang lain yang juga membawa barang dagangan Khadijah bersama beliau SAW. Beliau SAW mengisahkan tentang Khadijah ini “Saya tidak pernah melihat seorang wanita pemilik modal yang lebih baik dari Khadijah. Setiap kali saya dan kawan saya pulang dari berdagang, kami selalu mendapati senampan makanan yang telah ia siapkan untuk kami”


Artikel Terkait:

Posting Komentar

0 Comment:

Posting Komentar