Assalamu'alaikum wr. wb...
Ini adalah sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan mereka berdua saling bertengkar dan kemudian salah seorang menampar sahabatnya. Sahabatnya yang kena tampar merasa sakit hati, tapi tanpa berkata apa-apa.
Ia menuliskan perasaannya di atas pasir :
“ Hari ini, Sahabat Terbaikku Menampar Pipiku ”
Mereka lalu terus melanjutkan perjalanan, panas yang terik membuat mereka merasa sangat haus, dan perjalanan yang meletihkan itu ternyata membawa keduanya pada oasis (mata air), dan dengan penuh kegembiraan keduanya memutuskan untuk mandi. Tak disangka, sahabat yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.
Ketika siuman dan rasa takutnya sudah hilang, ia tuliskan kejadian itu di atas sebuah batu :
“ Hari ini, Sahabat Terbaikku Menyelamatkan nyawaku ”
Sahabatnya yang telah menampar dan juga menolongnya bertanya, “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu menulisnya di atas pasir dan sekarang saat saya menolongmu, kamu menulisnya di atas batu ?”
Sahabat yang ditanya sambil tersenyum menjawab, “Ketika seorang sahabat melukai diri kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Sedangkan bila sesuatu yang luar biasa terjadi pada diri kita maka kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin dan akan terus terpahat dalam hati sanubari.”
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masa yang telah lalu. Marilah kita belajar untuk menulis di atas pasir.
“ Jika kamu lahirkan kebaikan atau kamu sembunyikan atau kamu maafkan suatu kesalahan, maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. “ ( QS 4:149 )
Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=266482314675
Posting Komentar