Kisah Islami " Ia yang mematahkan roti kering dengan lututnya "
Haidarah adalah nama asli yang diberikan oleh ibunya (Fatimah r.a)
ketika ia masih kecil. Haidarah adalah salah satu nama singa, sesuai
dengan nama ayahnya: Asad (singa). Dia tumbuh menjadi anak yang cepat
matang. Di wajahnya tampak jelas kematangannya, pada dirinya juga sangat
nampak kekuatan, dan ketegasan. Saat ia menginjak usia muda, ia segera
berperan penuh dalam dakwah Islam, tidak seperti yang dilakukan oleh
pemuda seusianya. Tarikh Islam tertulis dengan tinta emas tentang
keikhlasannya untuk menjadi perisai Rasulullah SAW saat beliau hijrah,
dengan menempati tempat tidur beliau. Didalam kancah jihad ia termasuk
daftar langganan yang mendapat bendera komando dari Rasulullah SAW.
Gerakannya cepat dan lincah. Bila diatas kuda ia bagai petir yang
bergerak cepat dan pedangnya Zulfiqar adalah senjata yang telah memakan
banyak korban. Tidak pernah ia kalah dalam perang duel. Ia terlibat
dalam peperangan yang hebat, seperti dalam perang Al Ahzab, dia pula
yang telah menembus benteng Khaibar. Sehingga dia dijuluki sebagai
pahlawan Islam yang pertama. Dialah Imam Ali bin Abi Thalib Karamullahu
Wajhah (Allah memuliakan wajahnya).
Imam Ali r.a seorang yang taqwa, zuhud, wara’, dermawan, faqih, alim,
pemberani, cerdas, penuh hikmah dan lembut. Beliau sangat sederhana, ia
makan cukup dengan berlaukkan cuka, minyak dan roti kering yang susah
bila dikunyah dan terkadang ia patahkan dengan lututnya. Dan memakai
pakaian yang kasar, sekadar untuk menutupi tubuh di saat panas
menghempas, dan menahan dingin di kala hawa dingin menggigil.
Ia terkenal kefasihannya. Sehingga ucapan-ucapannya mengandung
nilai-nilai sastra Arab yang jernih dan tinggi. Ia sangat pandai dalam
menciptakan peribahasa maupun hikmah. Ia juga mengutip dari redaksi Al
Quran, dan hadits Rasulullah Saw, sehingga menambah bersinar dan harum
kata-katanya. Yang membuat dirinya berada di puncak kefasihan bahasa dan
sastra Arab. Seorang Ulama pernah berkata,” Perkataaan yang paling
hikmah dan sarat dengan kebenaran setelah Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW
adalah ucapan Imam Ali r.a”. Hampir semua Imam Mazhab baik Sunni ataupun
Syiah bila dirujuk keilmuannya pada jalur paling hulu maka terdapat
nama Imam Ali r.a.
Rasulullah pernah bersabda, “Aku adalah gudangnya ilmu, sementara Ali
adalah pintu gerbangnya ilmu”. Sehingga Imam Ali dijuluki Baabul Ilmi
(pintu gerbangnya ilmu). Ia juga menantu kesayangan Rasulullah SAW
dengan bukti bahwa anak tercinta Nabi SAW Fatimah Az Zahra r.a
dinikahkan dengan Imam Ali r.a. Ada satu peristiwa menarik ketika pada
suatu hari Ali r.a dan istrinya Fatimah Az Zahra r.a berselisih
pendapat, maka Ali r.a keluar rumah dan beristirahat tidur siang di
serambi masjid. Rasulullah SAW mengetahui hal itu dan kemudian menemui
manantu kesayangannya itu yang sedang tidur di masjid. Rasulullah SAW
mendekatinya, menyibakkan kain yang terkulai kotor terkena tanah.
Menggoyang goyangkannya sambil menyeru, “Hai Abu Turab bangunlah”. Imam
Ali r.a pun bangun dan mengucapm salam. Sejak hari itu ia paling senang
dipanggil dengan sebutan Abu Turab yang berarti biangnya tanah. Nama itu
adalah pemberian langsung dari Rasulullah SAW.
Demikianlah para sahabat Nabi SAW, mereka sangat menyenangi pemberian
apapun yang datang dari Rasulullah. Termasuk Imam Ali r.a, meskipun
nama Abu Turab terlihat rendah tapi ia memandang bukan pada apa yang
diberikan tapi siapa yang memberikan. Tapi kalau diperhatikan lagi apa
yang dikatakan Rasulullah SAW adalah benar bahwasanya Imam Ali dan
termasuk kita semua adalah Abu Turab karena kita diciptakan Allah SWt
dari saripati tanah. Wallahu’alam.
Posting Komentar