Sang Khalifah yang zahid, wara`, saleh dan taqwa serta berbudi luhur


Dia terkenal sebagai seorang yang zahid, wara`, saleh dan taqwa serta berbudi luhur. Dan mungkin ada hamba Allah yang lebih zuhud, lebih saleh dan lebih taqwa dan iman daripada beliau. Tetapi seorang Khalifah, kepala Negara yang idealis, zahid, saleh dan taqwa seperti halnya dengan Umar bin Abdul Aziz adalah sangat sulit mencarinya, mungkin jarang didapat satu diantara seribu orang. Dia terkenal sebagai seorang Khalifah yang sangat berhasil dengan menakjubkan dalam masa yang pendek, kurang dari dua setengah tahun. Apa yang mungkin tak bisa dicapai kepala Negara yang lain dalam masa dua puluh lima tahun.
Tidaklah demikian sulit untuk membina suatu negeri yang kaya dengan pemberian-pemberian alamnya untuk meningkatkannya menjadi satu negeri yang rakyatnya hidup makmur. Tetapi yang sulit adalah menjadikan suatu negeri yang miskin yang sebagian besar terdiri dari alam padang pasir yang tandus dan gersang dan dipenuhi gunung-gunung batu  yang gundul serta iklim yang extreme lalu mengubahnya menjadi negeri yang makmur, Negara dan rakyatnya hidup bahagia, rukun dan damai dengan keadilan yang merata. Untuk ini diperlukan seorang yang besar dan agung yang bisa membawa perubahan (keajaiban) dan berjuang membanting tulang sebagai pemimpin umat seperti halnya dengan Umar bin Abdul Aziz rahimahullah.
Ia tampil ke depan dengan segala keikhlasan hati, iktikad baik serta keberanian, berjuang tanpa pamrih serta kemampuan yang ada padanya untuk disumbangkannya kepada perbaikan masyarakat dan Negara dengan dedikasi yang besar. Ia banyak memberi dan menyumbangkan harta bendanya untuk Negara dan sangat sedikit sekali menerima, dan bahkan seluruh kekayaannya sebelum menjabat Khalifah diserahkan semuanya untuk kepentingan Negara dan rakyat. Dengan itu ia betul-betul telah mengerahkan segenap apa yang ada padanya baik moril maupun materiil untuk kepentingan umum, sehingga beliau sendiri hidup sebagai Khalifah yang zuhud, qana`ah yang hampir mirip dengan kehidupan seorang yang miskin.
Berbeda dengan kebanyakan pemimpin yang datang kepada jabatannya dengan tangan kosong kemudian pergi dengan tangan yang penuh membawa kekayaan yang berasal dari harta Negara, maka Umar bin Abdul Aziz sebaliknya, dia datang dengan tangan yang penuh berisi dengan emas permata dan intan berlian tetapi ia pergi pulang dengan tangan kosong karena seluruh miliknya telah dibaktikannya kepada Negara dan rakyat.
Dengan hidup penuh kesederhanaan , akhlak agung, ilmu tinggi dan ketaatan ibadah yang luar biasa yang dilakukannya penuh rindu dan cinta kepada Khaliknya. Semuanya itu adalah merupakan senjata utamanya dalam menunaikan baktinya yang luar biasa itu kepada rakyatnya. Faktor kepribadian yang istimewa itu yang menjadi daya pikat dan daya tarik baginya, telah mempesona rakyatnya untuk mematuhi segala perintah dan menyetujui serta merestui tindak tanduknya dalam menata negara ke ara kejayaan dan kebesarannya.

Dari kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz kita dapat mengambil pelajaran. Bagi orang kaya, bagaimana seharusnya dia memanfaatkan harta kekayaannya itu sebagai yang dipesankan Allah kepadanya agar dia selamat dunia akhirat. Bagi orang miskin, bagaimana agar jangan terlalu risau dengan kemiskinannya itu, karena yang perlu adalah ikhtiar. Sebab seorang Khalifah yang kaya raya telah meninggalkan kekayaannya itu dan rela hidup sederhana dengan keluarganya sebagaimana halnya seperti orang yang miskin. Karena memperturutkan hawa nafsu duniawi tak ubahnya bagaikan meminum air laut, semakin banyak diminum semakin haus. Bagi orang sufi yang hidup qana`ah dan zuhud, bagaimana dia tidak usah mengisolir dirinya dan menyisihkan diri dari masyarakat ramai, tetapi harus berani berjuang di tengah-tengah masyarakat itu dalam menegakkan nilai-nilai hukum keadilan dan kebenaran. Dan bagi orang yang biasa menyombongkan diri, hendaknya dia berlaku tawadhu dan rendah hati seperti yang di contohkan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata “Apabila kamu melihat orang yang mencintai Umar bin Abdul Aziz dan menyebut kebajikan-kebajikannya serta menyebarkannya kepada orang lain, maka ketahuilah bahwa dibalik itu terdapat suatu akhlak yang luhur”
Lalu kapankah salah seorang dari kaum ibu negeri ini akan melahirkan kedunia seorang laki-laki yang akan memimpin bangsanya seperti halnya dengan Umar bin Abdul Aziz yang membawa mukjizat kebahagiaan lahir dan bathin bagi seluruh rakyatnya? Semoga kita senantiasa dalam pertolongan Allah.


Artikel Terkait:

Posting Komentar

0 Comment:

Posting Komentar